Waisak merupakan hari suci yang selalu diperingati oleh seluruh umat beragama Budha. Di India hari Waisak disebut dengan
hari Visakah Puja atau juga Buddha Purnima, di Tibet disebut hari Saga Dawa. Malaysia dan Singapura serta Sri Lanka menyebutnya
Vesak, dan Thailand menyebutnya Visakha Bucha. Hari raya Waisak ini diperingati pada bulan Mei pada saat purnama sidhi atau
terang bulan untuk memperingati 3 peristiwa penting: lahirnya pangerah Siddharta pada tahun 623 sebelum masehi, penerangan agung pageran
Siddharta menjadi Buddha di tahun 588 sebelum masehi, dan peristiwa wafatnya Buddha Gautama di tahun 543 sebelum masehi.
Ketiga peristiwa ini kemudian disebut dengan istilah trisuci waisak. Tahun ini perayaan Waisak jatuh pada
hari Minggu tanggal 19 Mei 2019.
Perayaan hari Waisak dilangsungkan di Indonesia sesuai dengan keputusan WFB yang secara tradisional telah dipusatkan pada
komplek candi Borobudur yang terletak di Magelang jawa tengah. Adapun beberapa rangkaian perayaan hari raya waisak yang ada di
Indonesia ini pertama diawali dengan pengambilan air berkat yang berasal dari sumber mata air umbul jumprit yang terletak di
kabupaten Temanggung dengan disertai penyalaan obor dengan menggunakan sumber api abadi Mrapen yang ada di kabupaten Grobogan.
Pada detik detik hari raya Waisak ini digelar ritual pindapatta dengan memberikan dana berupa makanan pada para bhiksu yang
dilakukan oleh seluruh umat budha dengan tujuan memberikan kesempatan pada seluruh masyarakat yang ingin melakukan kebajikan.
Kemudian rangkaian berikutnya yang dilaksanakan sebelum hari raya Waisak yaitu samadhi pada saat bulan purnama akan mendekati puncak.
Bulan purnama ini ditentukan oleh perhitungan falak dimana bulan purnama ini terjadi dan memuncak di siang hari. Ini merupakan 3 hal
pokok yang berupa upacara khusus untuk memperingati hari waisak yang kemudian juga diikuti dengan adanya pradaksina, pawai, dan
berbagai acara kesenian lainnya.
Hari waisak ini juga dimanfaatkan oleh umat Budha untuk menghormati dan merenungkan segala sifat luhur dari tiratana yaitu
buddha, dharma, dan sangha. Kemudian memperkuat saddha atau keyakinan yang benar berdasarkan tekad, membina paramita atau sifat baik yang berasal dari para leluhur,
mengulang kembali dan merenungkan khotbah dari sang Buddha.